Office +62 21 278 48 119 Marketing : +62 812-9616-1665 sales@revanindo.com

Heat detector atau alat diagnosis panas terhitung salah satunya elemen anti kebakaran yang perlu dipunyai tiap gedung selainnya hidran atau fire extinguisher. disamping harga heat detector tidak terlalu mahal juga Karena kehadirannya cukup penting, kita harus ketahui asal-usul tehnologi ini dan bagaimanakah cara kerjanya.

Apa Itu Heat Detector?

Alat diagnosis panas sebagai mekanisme anti kebakaran yang bekerja dengan scan panas pada ruang tempat alat ada. Jika alat mengetahui ada peningkatan temperatur sampai 60°C, karena itu detector langsung akan tersambung dengan sirene untuk keluarkan bunyi peringatan.

Selainnya sirene, alat diagnosis panas tersambung dengan sprinkler. Sprinkler ialah mekanisme pemadam kebakaran yang bekerja dengan pancarkan air ke seluruh penjuru demikian sirene mengeluarkan bunyi. Keinginannya, air yang dikeluarkan bisa mematikan sumber panas dan minimalisasi resiko kebakaran.

Asal Mula dan Perubahan Heat Detector

Selainnya alat pendeteksi panas kita mengenali alat diagnosis asap. Secara tehnis, peranan ke-2  alat ini serupa, untuk mengetahui kebakaran sedini mungkin. Ke-2 nya sama dipatenkan oleh George Andrew Darby, seorang pakar Fisika sekalian periset asal Eropa.

Alat pendeteksi panas pertama kalinya dikenalkan di tahun 1902. Tetapi di tahun 1930 sampai 1965, alat ini lebih banyak diperkembangkan oleh beberapa periset terhitung salah satunya Walter Jaeger. Dari peningkatan yang sudah dilakukan oleh periset tersebut-lah, cikal akan alat pendeteksi panas kekinian terbentuk.

Sampai detik ini, ada banyak peningkatan yang sudah dilakukan supaya harga heat detector bisa lebih murah dan dapat datang dalam versus lebih bagus dan terpadu ke beragam alat lain hingga kebakaran dapat dihindari sedini mungkin.

 

Langkah Kerja Heat Detector

Di pasar, ada dua tipe alat pendeteksi panas yang tersebar, yakni rate of rise detector (ROR) dan fixed detector. Ke-2 nya mempunyai langkah kerja dan keunggulan masing-masing yakni,

1. Langkah Kerja ROR Detector

ROR bekerja dengan memakai mekanisme thermocouple hingga cukup peka pada temperatur dan api. Di dalam 1 menit saja, ROR sanggup mengetahui peningkatan temperatur sampai 12°C. Untuk tempat diagnosisnya, ROR dapat capai 50 m2 jika ditempatkan di ketinggian 4 m. Saat ditempatkan di plafon yang semakin tinggi, capaiannya menyusut jadi 30 m2.

Hal itu membuat ROR pas dipakai pada ruang atau tempat dengan temperatur normal tanpa banyak asap seperti kamar, kantor, rumah sakit, atau ruangan arsip. Supaya ROR berperan optimal, alat ini dibuat anti lembab, debu, dan tidak dapat dimasuki serangga.

2. Langkah Kerja Fixed Detector

Kebalikannya dengan ROR, fixed detector bekerja dengan memperbandingkan temperatur ruang dengan temperatur optimal yang terdaftar pada mekanisme. Misalnya, temperatur sebuah ruang sekitaran 40°C dengan temperatur optimal terdaftar sekitaran 50°C. Saat memakai ROR, temperatur 40° langsung akan aktifkan sirene.

Sebaliknya, fixed detector malah memandang temperatur itu normal dan tidak memacu sirene karena dibandingkan temperatur optimal yakni 50°C, temperatur ruang termasuk rendah. Simpelkan? Berikut kenapa fixed detector umumnya ditempatkan di ruang resiko tinggi seperti dapur, lantai dasar, ruangan mesin, atau ruangan beruap.

Untuk tempat diagnosis, tipe ini dapat scan sampai sepanjang 30 m2 jika terpasang pada plafon dengan tinggi 4 m. Bila ditempatkan semakin tinggi kembali, sekitaran 8 m, tempat diagnosisnya berkurang sampai 15 m2 saja. Karena langkah kerjanya mengikutsertakan temperatur optimal ruang, fixed detector sudah dikalibrasi automatis dan melalui ujui kontrol optimal.

Membaca pembahasan di atas bisa dimengerti jika mempunyai alat pendeteksi panas sangat penting. Harga Heat Detector pun tidak terlalu mahal. Apa lagi bila kita tinggal di lantai atas sebuah gedung yang susah dicapai petugas pemadam kebakaran.

× Ada yang bisa kami bantu ?